Kalau baca hasil penelitian orang luar negeri, membuat saya jadi iri dan penasaran.
Kalau persoalan kemajuan teknologi, wajar saja. Karena mereka punya fasilitas dan dana besar. Tapi kalau soal ekologi keanekaragaman hayati, ini yang membuat saya tak habis pikir selama ini.
Ketika jurnal penelitian mereka saya baca, ternyata apa yang mereka kerjakan di lapangan, kadang lebih remeh dari pada penelitian mahasiswa S1, atau malah praktikum lapangan. Tapi dengan kerja lapangan seadanya, mereka berhasil mengungkap sebuah fenomena alam.
Dimana letak bedanya?
1. Catatan data
Cara mereka mencatat data yang didapatkan di lapangan. Permasalahannya, kita sering abai mencatat berbagai fenomena. Peneliti kita sangat paham bagaimana kondisi lapangan dan apa yang terjadi di lapangan. Tapi, ketika ditanya “ada catatannya?”. Hanya gelengan kepala jawabannya.
2. Analisa data
Cara mereka menganalisa data. Mereka menggunakan metoda-metoda matematika dan statistika yang terbaru. Sedangkan peneliti kita berdalih “karena saya tak suka matematika makanya saya ambil biologi, terutama biologi lapangan”
3. Cara menerjemahkan dan mengambil kesimpulan
Mereka itu berani menerjemahkan sesuatu fenomena dengan merujuk ke fenomena lain. Kadang dengan bukti yang seupil, mereka kumpulkan kumpulan upil bukti riset lainnya, lalu mereka berani serang teori lain. Sedangkan kita hanya berani membaca data yang kita punya saja. Ketika ada satu orang yang coba belajar berani, biasanya tunas itu langsung dipatahkan oleh senior atau rekan sejawatnya.
4. Menulis
Ini yang terpenting. Peneliti itu sebenarnya adalah penulis, mengklaim diri dan menyebarkan ilmu dengan tulisan. Kalau hanya sekedar hafal dan paham dengan fenomena yang ada di lapangan, tanpa bisa menuliskannya, maka guide lapanganlah peneliti terhebat.
Tinggalkan Balasan