Dalam masyarakat kita ternyata telah ada cara-cara untuk mengatasi konflik dengan satwa liar tetapi dengan cara yang ramah lingkungan. Berikut dipaparkan berbagai metoda yang telah digunakan oleh masyarakat di Sumatera Barat untuk mengurangi dan menghindari konflik dengan berang-berang:
1. Menggunakan ranting-ranting bambu pada kolam
Untuk mencegah agar kolam ikan tidak diganggu oleh berang-berang, masyarakat menggunakan ranting-ranting bambu yang diletakkan di dalam kolam. Hal ini dipercaya menyusahkan berang-berang menangkap ikan, karena tidak bisa leluasa berenang mengejar ikan.

2. Menggunakan daun pandan duri untuk pengaman rumpun padi
Berang-berang kadang suka menggosokkan badannya ke rumpun padi sehingga rumpun padi menjadi patah-patah (lihat tingkah laku ini pada artikel sebelumnya tentang Mitos seputar berang-berang). Untuk mengatasi ini, masyarakat menggunakan daun pandan duri yang ditancapkan dekat rumpun padi. Sehingga hal ini akan mencegah berang-berang untuk mengganggu rumpun ini.

3. Menggunakan daun enau untuk pagar sawah
Untuk mengamankan sawah dari kerusakan karena masuknya berang-berang mencari makan ke dalam sawah, masyarakat memagari sawah dengan daun enau. Daun enau ini memiliki lidi-lidi yang lumayan cukup keras untuk menghalangi niat si berang-berang masuk ke sawah. Pagar ini juga berguna sebagai penghambat hewan pengganggu lainnya seperti itik dll.

By: West Sumatra Otter Project
Didukung Oleh:
nice post gan, even pembahasannya kurang banyak, izin copas ya…trims
thanks buat postnya 🙂
Artikel yang sangat bagus
terima kasih semoga semakin banyak tulisan-tulisannya
Salam dari pulau madu ra